Sebagai investor, alangkah baiknya kita mempertimbangkan saham apa yang akan kita pilih untuk berinvestasi. Memilih perusahaan atau emiten yang berfundamental baik akan memberikan imbal hasil investasi yang sustainable sehingga kita dapat berinvestasi dalam jangka panjang dan merasa aman menaruh dana investasi kita pada emiten tersebut. Perusahaan berfundamental baik dapat tercermin dari rasio keuangannnya. Lalu, apa yang dimaksud dengan rasio keuangan serta rasio keuangan apa saja yang perlu diperhatikan para investor dalam memilih saham yang mempunyai prospek pertumbuhan yang menjanjikan? Yuk, kita cari tahu!

Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan (financial ratio) adalah metode yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan, seperti laporan neraca, laba rugi, dan arus kas yang memperlihatkan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu.

Manfaat Analisis Rasio Keuangan

  • Sebagai acuan investor untuk memilih perusahaan.
  • Sebagai acuan dalam menganalisis sejauh mana perusahaan berkembang.
  • Melihat tren kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

  1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial dalam jangka pendek.

  • Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar X 100%

  • Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar x 100%

  • Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio yang menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan kas dan setara kas yang tersedia.

Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Utang Lancar x 100%

  1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas perusahaan.

  • Gross Profit Margin (GPM)

Rasio yang mengukur efisiensi sisa hasil penjualan setelah perusahaan membayar harga pokok penjualan. 

GPM = Laba Kotor / Penjualan x 100%

  • Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang menilai persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

NPM = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Bersih x 100%

  • Operating Profit Margin (OPM)

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

OPM = Laba Kotor  / Penjualan Bersih x 100%

  • Return on Investment (ROI)

Rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.

ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva x 100%

  • Return on Equity (ROE)

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham x 100%

  • Return on Assets (ROA)

Rasio yang melihat seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola aset miliknya. 

ROA = Laba Bersih / Total Aset x 100%

  1. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio solvabilitas merupakan metode untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

  • Debt to Asset Ratio (DAR)

Rasio yang mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

DAR = Total Utang / Total Asset

  • Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio yang mengukur risiko bisnis perusahaan yang semakin meningkat dengan penambahan jumlah liabilitas.

DER = Total Utang / Total Ekuitas

  • Time Interest-Earned (TIE)

Rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

TIE = EBIT / Interest Expense x 100%

  1. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki.

  • Receivable Turnover (RTO)

Rasio yang mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran piutang perusahaan dalam satu periode.

RTO = Penjualan Kredit / Rata-Rata Piutang x 100%

  • Inventory Turnover (ITO)

Rasio yang mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu.

ITO = Beban Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan x 100%

  • Fixed Asset Turnover (FAT)

Rasio yang mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.

FAT = Penjualan Bersih / Rata-Rata Aktiva Tetap x 100%

  • Total Asset Turnover (TATO)

Rasio yang mengukur efektif atau tidaknya perusahaan menggunakan total aktiva.

TATO = Penjualan / Total Aktiva x 100%

  • Average Collection Turnover (ACTO) 

Rasio yang mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun.

ACTO = Piutang x 365 / Penjualan x 100%

  • Working Capital Turnover (WCTO)

Rasio yang mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih dalam satu periode.

WCTO = Penjualan / (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) x 100%

  1. Rasio Investasi (Investment Ratio)

Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memberikan imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor di pasar modal dalam jangka waktu tertentu.

  • Earning per Share (EPS)

Rasio yang mencerminkan bagian laba bersih untuk pemegang 1 lembar saham suatu perusahaan.

EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar

  • Price to Earning Ratio (PER)

Rasio yang menggambarkan keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya. 

PER = Harga Saham / EPS

  • Price to Book Value (PBV)

Rasio yang melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya.

PBV = Harga Saham / BVS

  • Return on Equity (ROE)

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor dengan menggunakan modal sendiri.

ROE = Laba Bersih / Kekayaan Bersih

  • Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio yang melihat berapa besar utang dibandingkan total ekuitas yang dimiliki perusahaan. 

DER = Total Utang / Total Kekayaan Bersih

  • Dividen Yield (DY)

Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham. 

DY = Dividen per Lembar / Harga Saham

Referensi :

Jurnal.Id. 2022. “Analisis Rasio Keuangan Perusahaan”. https://www.jurnal.id/id/. Diakses pada 29 Mei 2022.

Author:

Yolanda Agneta Muljono

Deniar Fitri Andini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *