Sebagai start up terbesar di Indonesia, Gojek dan Tokopedia telah melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 1-7 April 2022. Gojek dan Tokopedia (GOTO) mengedarkan saham seri A sebanyak-banyaknya 52 miliar saham dan di harga Rp316 – 346. Untuk memperoleh pendanaan paling banyak sebesar Rp 17,99 triliun, emiten dengan kode saham GOTO ini menjual 4,35% saham perusahaannya. Menurut Bloomberg, IPO GOTO menjadi IPO terbesar kedua di dunia setelah perang Rusia-Ukraina. Yuk kita intip prospeknya!
Peningkatan GTV
Berdasarkan laporan keuangan, GOTO membukukan Gross Transaction Value (GTV) atau nilai barang dagangan bruto per 30 September 2021 sebesar Rp 6,89 triliun, meningkat 40,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa GOTO tahan banting di tengah krisis pandemi.
Rencana Penggunaan Dana
Seluruh dana yang didapatkan dari Penawaran Umum Perdana akan digunakan untuk berbagai strategi perkembangan perusahaan, seperti akuisisi pelanggan, penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, dan pengembangan beberapa anak usahanya. Sekitar masing-masing 5% dari dana IPO akan dialokasikan untuk anak usaha Gojek di Singapura dan Vietnam yang bertujuan untuk memperkuat ekspansi internasional GOTO. Rencana penggunaan dana ini dinilai cukup baik karena tidak ada alokasi dana untuk pembayaran utang
Rencana Listing di Bursa Luar Negeri
GOTO berencana listing di beberapa bursa luar negeri, diantaranya New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), London Stock Exchange (LSE), dan Singapura Stock Exchange (SGX) paling lambat akhir 2023.
Profitabilitas
Manajemen PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. mewanti-wanti kemungkinan perseroan tidak akan pernah membukukan laba. Jika dilihat dari laporan keuangannya, GOTO masih membukukan rugi yang cukup tinggi (tetapi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya) karena perusahaan masih dalam tahap perkembangan sehingga masih terus melakukan efisiensi produk, memperluas jaringan, dan melakukan marketing untuk memperluas pasar. Hal ini membuat GOTO masih memiliki kemungkinan profitabilitas yang tinggi.
Kesimpulan
Mayoritas emiten di sektor teknologi saat ini memang belum menunjukkan profitabilitas yang baik bahkan cenderung membukukan rugi yang cukup besar. Namun, untuk kedepannya saham-saham teknologi memiliki prospek yang cukup cerah seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital. Oleh karena itu, seluruh keputusan investasi ada di tangan kita sebagai investor.
Sumber : https://www.idx.co.id/media/10955/15_goto-prospektus-ipo-2022.pdf
Author:
Anastasia Narmangga Mahardiyanti
Deniar Fitri Andini