Indicator adalah metode analisis populer di dalam dunia pasar modal yang dibentuk berdasarkan perhitungan dan formula matematis atas riwayat data-data harga saham sebelumnya.

Pada umumnya, indicator banyak digunakan oleh para traders sebagai alat utama ataupun alat bantu konfirmasi terhadap metode analisis lainnya, seperti dalam mengidentifikasi trend (arah pergerakan harga), menentukan posisi entry & sell, serta menilai momentum oversold dan overbought. 

Adapun pada praktiknya, indikator terbagi lagi menjadi dua macam, yakni lagging indicator dan leading indicator. Tiap jenis indicator tersebut ternyata memiliki sifat, cara pakai, dan fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lain. 

Lalu, apa saja perbedaan-perbedaan penting di antara leading dan lagging indicator? Mana yang sebaiknya kita pakai? Simak penjelasan berikut ini, yuk!

Apa itu Leading Indicator?

Leading indicator adalah indikator yang memberikan arah mengenai tren yang akan terjadi di masa depan. Indikator ini memberikan informasi mengenai terjadinya perubahan harga. Leading indicator memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan lebih besar, namun disertai dengan resiko yang juga tinggi. 

Leading indicator membantu pengamat pasar dan pembuat kebijakan untuk memprediksi perubahan signifikan yang akan terjadi dalam perekonomian. Walaupun tidak selalu akurat, leading indicator bersama dengan data-data lain dapat membantu memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi di masa depan. 

Investor menggunakan leading indicator sebagai panduan strategi investasi mereka untuk mengantisipasi kondisi pasar di masa depan. Sedangkan, pembuat kebijakan menggunakannya saat menetapkan kebijakan moneter. Perusahaan atau bisnis menggunakannya untuk membuat keputusan strategis untuk mengantisipasi bagaimana kondisi ekonomi dapat mempengaruhi pasar dan pendapatan.

Contoh: Stochastic, RSI

Contoh Leading Indicator 

Stochastic adalah indikator teknikal yang berupa osilator dengan skala 0-100. Indikator ini merupakan leading indicator. Indikator ini memiliki 2 garis, yaitu %K sebagai garis utama, dan %D sebagai garis trigger. Garis %D merupakan pergerakan rata-rata dari %K. Indikator 51 ini dapat memberikan sinyal kapan kita dapat entry dan exit, menunjukkan reversal trend, dan menunjukkan kondisi overbought dan oversold.

Standarnya, stochastic memiliki 2 zona sinyal, yaitu 30-70. Level di bawah 30 menandakan zona oversold (jenuh jual) sehingga memberikan sinyal bullish. Level 70 menandakan zona overbought (jenuh beli) sehingga memberikan sinyal bearish. Level 30-70. Namun pada umumnya, zona stochastic yang sering dipakai adalah 20-80. 

Garis %K dan %D digunakan untuk buy dan sell. Apabila %K memotong ke atas %D, hal ini dinamakan golden cross dan digunakan sebagai sinyal untuk buy. Sementara itu apabila %K memotong ke bawah %D, hal ini dinamakan death cross dan digunakan sebagai sinyal untuk sell. Umumnya, periode garis yang digunakan adalah 14 hari dengan smoothK 3 periode dan smoothD 3 periode

Apa itu Lagging Indicator?

Lagging indicator adalah indikator yang bekerja di belakang pergerakan harga. Dengan kata lain, sinyal-sinyal yang diberikan oleh lagging indicator cenderung terlambat dan baru akan bergerak setelah harga telah bergerak. 

Karena sifatnya yang cenderung lebih konservatif dan tidak mendahului harga, lagging indicator bekerja lebih baik ketika digunakan sebagai alat untuk mendeteksi dan mengkonfirmasi suatu trend, sehingga juga dikenal sebagai trend-following indicator. 

Indikator ini sering digunakan oleh para traders untuk mengetahui momen yang tepat untuk entry atau exit dari suatu saham dengan mendeteksi kondisi tren dari pergerakan harga saham tersebut, apakah bullish, bearish, atau sideways. 

Moving Average (MA), MACD, dan Bollinger Bands adalah segelintir contoh dari lagging indicator. 

Contoh Lagging Indicator – Simple Moving Average

SMA adalah salah satu jenis dari lagging indicator, dimana garis SMA baru akan terbentuk hanya jika telah ada data-data pergerakan harga terdahulu yang kemudian dirata-ratakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.  

Sebagai sebuah lagging indicator, SMA mempunyai banyak fungsi, seperti sebagai garis trendline, support, dan resistance dinamis yang akan menentukan pergerakan dan perubahan arah trend saham yang sedang berlangsung. Penentuan ini kemudian dimanfaatkan oleh traders untuk mencari posisi entry & exit. 

Jadi, Apa Perbedaan Penting di Antara Keduanya?

Leading IndicatorLagging Indicator
– Bergerak dan bereaksi bersama pergerakan harga- Sinyal yang diberikan cenderung cepat- Digunakan sebagai sinyal pertama dalam meramal suatu trend dari suatu saham- Cenderung lebih agresif dan sedikit beresiko– Bergerak dan bereaksi di belakang pergerakan harga.- Sinyal yang diberikan cenderung lamban.- Digunakan sebagai identifikasi dan konfirmasi trend dari suatu saham.- Cenderung lebih konservatif dan aman ketimbang leading indicator.

Lalu, Manakah yang Lebih Baik untuk Digunakan? 

Tidak ada indikator yang “lebih baik” di antara lagging dan leading indicator. Justru, kedua indikator tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, dan keduanya hadir untuk saling melengkapi. Leading indicator biasa bertugas untuk memberikan sinyal awal yang dapat dianalisa lebih mendalam. Selanjutnya, leading indicator akan mengkonfirmasi sinyal permulaan tersebut sehingga melengkap i analisa yang telah dilakukan di dalam perdagangan saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *