Sejarah Candlestick
Pertama kali ditemukan oleh orang Jepang dan digunakan dalam perdagangan beras pada awal abad ke 16. Kemudian pada 1700-an dikembangkan oleh seorang pengusaha bernama Munehisa Homma .Homma menyadari bahwa hukum supply dan demand mempengaruhi pergerakan harga di pasar, sehingga dia secara khusus mendalami psikologi dari para pedagang beras di era tersebut dan memformulasikannya menjadi beberapa prinsip kunci dalam pola candlestick yang digunakan sampai dengan saat ini. Dengan pola candlestick tersebut, Homma menguasai perdagangan beras dan tampil menjadi seorang trader yang paling dominan di zamannya.

Pada sebuah candlestick, tercermin 4 komponen harga yaitu:
-O artinya = Opening Price
-H artinya = HIghest Price
-L artinya = Lowest Price
-C artinya = Closing Price
Badan dari candlestick dibedakan warnanya antara harga naik dengan harga yang turun sehingga lebih mudah untuk dilihat secara visual. Biasanya terdiri dari hitam dan putih atau merah dan hijau. Garis di luar badan candle ditandai dengan garis yang disebut shadow atau bayangan shadow.
Perkenalan Candlestick
Formasi dalam candlestick dikategorikan menjadi pola 1 candle sampai dengan pola 5 candle. Masing masing bisa memberikan sinyal jual ataupun sinyal beli yang disebut dengan Reversal Candle Patterns. Di samping itu, dalam pola candlestick juga dikenal pola kelanjutan atau yang disebut dengan Continuation Candle Patterns.
Pola 1 Candle
Bullish Reversal
Southern Doji
Keterangan :
- Diawali downtrend.
- Open dan Close harga sama/hampir sama.
- Sehingga candle tampak seperti tidak memiliki body.
Southern Long Doji
Keterangan :
- Diawali downtrend.
- Open dan Close harga sama/hampir sama.
- Sehingga candle tampak seperti tidak memiliki body.
- Perbedaan dengan Southern Doji hanya terletak pada panjang shadow.
- Southern Long-Leg Doji ini memiliki upper shadow maupun lower shadow yang lebih Panjang.
Dragon Fly
Keterangan :
- Diawali downtrend.
- Candle memiliki lower shadow yang panjang.
- Open, Close, dan Hight harga sama/hampir sama.
- Sehingga candle tampak seperti tidak memiliki body.
Hammer
Keterangan :
- Diawali downtrend.
- Candle memiliki lower shadow yang panjang.
- Open dan Close tidak berjauhan sehingga candle tampak memiliki body yang kecil.
- Candle boleh berwarna hitam ataupun putih.
Inverted Hammer
Keterangan :
- Diawali downtrend.
- Candle memiliki upper shadow yang panjang.
- Open dan Close harga berdekatan sehingga candle tampak memiliki body yang kecil.
- Candle boleh berwarna hitam ataupun putih.
Bullish Belt Hold
Keterangan :
- Diawali Downtrend.
- Harga Open candle gap-down dari candle sebelumnya.
- Tapi kemudian harga Close ditutup menguat jauh di atas harga open
- Sehingga, body candle berwarna putih dan panjang, mirip white marubozu.
Bearish Reversal Patterns
Northern Doji
Keterangan:
- Format 1 candle
- Diawali uptrend
- O dan C sama/hampir sama
- Sehingga candle tampak seperti tak memiliki body
Northern Long-Leg Doji
Keterangan:
- Sama dengan Northern doji, tetapi
perbedaanya terlatak pada “panjang shadow”
- Northern Long-Leg Doji memiliki upper shadow
yang lebih panjang
Gravestone
Keterangan:
- Format 1 candle
- Diwali uptrend
- Candle memilki upper shadow yang panjang
- O, C, dan L sama/hampir sama
Shotting star
Keterangan:
- Format 1 candle
- Diwali uptrend
- Candle memilki upper shadow yang panjang
- O dan C berdekatan sehingga tampak memiliki
body yang kecil
*catatan: Bentuk candle seperti ini jika diawali downtrend, disebut dengan
inverted hammer
Hanging Man
Keterangan:
- Format 1 candle
- Diwali uptrend
- Candle memiliki lower shadow yang panjang
- O dan C berdekatan sehingga candle tampak
memiliki body yang kecil
Bearish Belt Hold
Keterangan:
- Format 1 candle
- Diwali uptrend
- Candle memiliki gap-up dari C candle sebelumnya
- Tapi kemudian C ditutup melemah jauh dibawahO
- Sehingga body candle berwarna hitam panjang, mirip black maruozu
Author:
Rizqa Nur Izza Maulana
Rachmatika Ane Riane